Rangkuman Lecture Notes Mata Kuliah Global Supply Chain Management

Week 6 :  Aggregate Sales and Operations Planning in a Supply Chain

Perencanaan agregat adalah proses dimana perusahaan menentukan tingkat perencanaan mulai dari kapasitas, produksi, subkontrak, persediaan, kehabisan stok, dan bahkan harga produk dalam jangka waktu tertentu untuk memaksimalkan keuntungan.

Dilakukan secara global, bukan secara unit tok.

Perencanaan agregat bisa membuat produksi konstan dan bawa inventory meskipun demand kecil, ntar pas demand besar bisa keluarkan inventory

Informasi untuk perencanaan agregat

  • Membuat peramalan permintaan agregat pada setiap periode perencanaan
  • Biaya produksi
    • Tenaga kerja
    • Produksi subkontrak / outsource
    • Perubahan kapasitas
    • Tenaga kerja / kinerja mesin per jam per unit
  • Biaya penyimpanan persediaan
  • Biaya stockout / backlogs
  • Batasan kendala
    • Waktu lembur
    • PHK
    • Ketersediaan modal
    • Stockout/backlogs
    • Supplier

Dari informasi diatas, yang bisa disetting:

  1. Kuantitas produksi, untuk menentukan tingkat kulakan dan jumlah pekerja
  2. Stock yang dibawa
  3. Kuantitas backlog/stockout
  4. Tenaga kerja yang dipekerjakan/diberhentikan
  5. Peningkatan/penurunan kapasitas

Kalau naikin produksi supplier harus tau, biar mereka juga bisa planning

Tradeoff penting bagi planner:

  1. Kapasitas
  2. Inventaris
  3. Backlog/lost sales karena telat

Strategi perencanaan agregat

  • Chase strategy – capacity as lever – cepat berubah outputnya
  • Flexibility strategy – utilization as lever – pekerja fleksibel
  • Level strategy – inventory as lever – “baterai gede”

Cara melakukan perencanaan agregat

Planning bisa menggunakan linear programming –

linear programming, mathematical modeling technique in which a linear function is maximized or minimized when subjected to various constraints.

Steps:

  1. Identifikasi unit agregat produksi
  2. Permintaan biaya

Prediksi variabilitas

Supply and demand bisa di-cull dengan

  1. Mengelola supply dengan:
    • Mengelola kapasitas
    • Mengelola Inventory
  2. Mengelola Kapasitas
    • Fleksibilitas waktu tenaga kerja
    • Penggunanan tenaga kerja pada waktu tertentu (hire part time pas demand tinggi, pas winter mungkin)
    • Penggunaan fasilitas ganda (secara khusus dan fleksibel)
    • Subcontracting
    • Perancangan fleksibilitas produk kedalam proses prooduksi
  3. Mengelola Inventory
    • Penggunaan common components pada multiproduct
    • Membangun inventaris produk dengan permintaan tinggi atau yang dapat diprediksi
  4. Mengelola demand dengan diskon dan promosi harga jangka pendek. Ada 3 faktor:
    • Market growth
    • Stealing share (oleh rival)
    • Forward buying (pembelian masa depan)

Penggunaan opsi tersebut memungkinkan rantai pasokan untuk meningkatkan profitabilitas, karena penawaran dan permintaan telah terjadi kesesuaian.

 Week 7 : Coordination in a Supply Chain

Koordinasi yang baik dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan. Peningkatan koordinasi rantai pasokan dapat terjadi apabila seluruh tahapan dilakukan selaras dengan peningkatan total surplus pada rantai pasokan.

Kurangnya koordinasi dikarenakan setiap tahapan dalam rantai pasokan tidak dilakukan secara selaras dengan tujuan rantai pasokan. Selanjutnya terjadinya hambatan seperti adanya distorsi informasi atau keterlambatan penyampaian informasi dalam setiap tahapan rantai pasokan.

Salah satu akibat dari kurangnya koordinasi rantai pasokan adalah dampak bullwhip (bullwhip effect), di mana terjadi peningkatan fluktuasi pesanan khususnya pada pengecer kemudian retailer berlanjut pada perusahaan hingga ke pemasok.

Hewlett-Packard (HP) berpendapat bahwa fluktuasi pesanan meningkat secara signifikan saat produk berpindah dari pengecer.

Beberapa industri rentan menghadapi fenomena “booming and bust”. Fluktuasi harga disebabkan karena kekurangan atau kelebihan kapasitas yang cukup besar. Kekurangan kapasitas tersebut diperparah oleh panic buying dan overordering yang diikuti dengan penurunan permintaan secara tiba-tiba.

Jadi untuk dampening harus koordinasi.

Dampak bullwhip effect

  • Manufacturing cost +++ karena ramp up/down capacity dan overshoot/undershoot
  • Inventory cost
  • Replenishment lead time +++
  • Biaya transportasi
  • Biaya tenaga kerja untuk outbound & inbound
  • Product availability —
  • Hubungan lintas rantai pasokan –> hilang kepercayaan

Hambatan koordinasi

  • Hambatan insentif
    • Local optimization within functions or stages of a supply chain (egois intinya)
    • Sales force incentives –> itungan sales berdasarkan tersalurkan ke retailer, bukan ke consumer (sell in bukan sell through)
    • Hambatan pemrosesan informasi
    • Forecasting based on orders dan bukan real demand
    • Lack of information sharing
  • Hambatan operasional
    • Pemesanan dalam jumlah besar –> variabilitas pesanann
    • Large replenishment lead times
    • Rationing & shortage gaming -> dibagi rata sesuai brp % shortagenya
  • Hambatan pricing
    • Lot – size based quantity discounts : orang pesen banyak jadi bullwhip malah
    • Fluktuasi harga
  • Behavioral obstacles
    • Egois, tidak mempertimbangkan pelaku supply chain lain
    • Beda tujuan antara stage jadi ketidakselarasan
    • Beda entity dalam satu stage bisa jadi konflik (antara 2 distributor, atau antara 2 supplier)
    • Kurangnya kepercayaan antar stage, mengorbankan performance keseluruhan

Tindakan manajerial untuk meningkatkan koordinasi

  1. Menyelaraskan tujuan dan insentif
    • Menyelaraskan tujuan keseluruhan rantai pasokan
    • Menyesuaikan pemberian insentif antar fungsi
    • Sekama penetapan harga sebagai bentuk koordinasi rantai pasokan
    • Memfokuskan insentif sebagai kekuatan penjualan
  2. Meningkatkan visibilitas dan akurasi informasi
    • Berbagi data demand customer
    • Melakukan forecasting dan planning kolaboratif
    • Merancang tindakan controlling
  3. Meningkatkan operasi sehingga terjadi sinkronisasi penawaran dan permintaan
    • Mengurangi lead time
    • Reducing lot sizes
    • Pembagian informasi (rationing based on past sales and sharing info to limit gaming)
  4. Merancang strategi penetapan harga
    • Mengatur pengukuran barang bdk. Volume dan besarnya diskon yangn ditawarkan produsen
    • Melakukan stabilisasi harga
    • Membangun kemitraan nstrategis dan trust (bukan trusts)

Pendekatan praktis untuk mendapatkan daya tarik industri

  • Continuous replenishment and vendor mananged inventories
  • Collaborative Planning, Forecasting, Replenishment
    • Collab antara penjual dan pembeli
      • Strategi dan perencanaan (promosi, pengenalan produk baru, pembukaan / penutupan toko)
      • Manajemen permintaan dan penawaran (persyaratan pengiriman bdk. Perkiraan penjualan, posisi inventaris, lead time)
      • Eksekusi
      • Analisisis (evaluasi)

Dibuat exceptions untuk hal – hal yang unpredicted (resolution of exceptions)

  • Cont. CPFR
    • Large scale CPFR Implementation Examples
      • Retail event collaboration
      • Distribution Center Replenishment Collaboration
      • Store Replenishment Collaboration
      • Collaborative Assortment Planning
    • Organizational and tech requirements for successful CPFR
      • Harus ada komitmen manajemen puncak
      • Ada tim lintas fungsi, fokus pada aspek geografis dan saluran penjualan
  • Cont. CPFR
    • Tantangan dan risiko untuk implementasi CPFR
      • Salah satu entity ada hubungannya sama pesaing mitra –> rawan kebocoran informasi
      • Informasinya wasted (tidak digunakan secara integrated)

Week 8 : Transportation in A Supply Chain

Transportasi adalah penggerak rantai pasokan karena produk tidak diproduksi dan dikonsumsi di lokasi yang sama

Manajer transportasi bertanggung jawab terhadap pergerakan persediaan barang dari perusahaan ke pelanggan.

Biaya transportasi merupakan komponen biaya yang terbesar dalam struktur biaya logistik. Tidak kurang dari 60% dari total biaya logistik perusahaan merupakan biaya transportasi.

Moda transportasi

  1. Pesawat
  2. Kurir
  3. Truk
  4. Kereta api
  5. Kapal laut
  6. Pipeline
  7. Intermodal

Infrastruktur

Infrastruktur transportasi membutuhkan kepemilikan atau peraturan pemerintah karena sifatnya yang monopolistik. Dengan tidak adanya monopoli, deregulasi dan kekuatan pasar membantu menciptakan struktur industri yang efektif. Ketika infrastruktur dimiliki secara publik, penting untuk menetapkan harga penggunaan untuk masyarakat.

Design Transport Network

Rantai pasokan berakhir dengan jaringan transportasi.

Pilihan design:

Direct shipment netwoork  
Milk runs  
Distribusi pusat dengan penyimpanan 
Semua melalui titik transit, dengan cross-docking (transport hub) 

Pertimbangan penentuan keputusan transportasi

  • Menyelaraskan strategi transport dan strategi bersaing: Biaya transport bisa turun tapi jadi nggak responsif
  • Mempertimbangkan transportasi inhouse dan outsourcing : kalau banyak, sering, dan besar, mending punya fleet sendiri. Apalagi rutin.
  • Menggunakan teknologi untuk meningkatkan perfoormance transportasi (POM-QM Misalnya)
  • Merancang fleksibilitas kedalam jaringan transportasi

Week 9 : Sourcing Decisions in a Supply Chain

Purchasing atau lebih dikenal dengan procurement adalah proses dimana perusahaan memperoleh bahan baku, komponen, produk, jasa atau sumber daya lainnya dari pemasok untuk melaksanankan operasi perusahaan. Sourcing adalah seluruh rangkaian proses bisnis yang diperlukan untuk membeli barang dan jasa. Untuk fungsi rantai pasokan, keputusan yang paling penting adalah apakah outsource (dikerjakan pihak ketiga) atau in-house (dikerjakan sendiri). Outsourcing menghasilkan fungsi rantai pasokan yang dilakukan oleh pihak ketiga.

Kenapa outsource?

  1. Akankah pihak ketiga meningkatkan surplus rantai pasokan untuk meningkatkan aktivitas in-house
  2. Sampai seberapa tingkat resiko tumbuh dari aktivitas outsourcing?
  3. Adakah alasan strategis untuk melakukan outsourcing?

Manfaat keputusan sourcing efektif

  1. Mengidentifikasi sourcing yang tepat, agar kualitas +++ dan biaya —
  2. Economics of scale tercapai
  3. Transaksi procurement lebih efisien dan biaya purchasing lebih rendah

(beli sekalian banyak biar ongkir murah)

  1. Kolaborasi desain
  2. Meningkatkan peramalan dan perencanaan
  3. Pembagian risiko dan manfaat, keuntungan lebih tinggi bagi supplier maupun purchaser
  4. Dapat meningkatkan persaingan melalui lelang, harga pembelian lebih rendah

In house or outsource?

Kalau benefit besar dan risiko kecil ya outsource aja

Benefit maksudnya surplus supply chain

Mekanisme pihak ketiga untuk meningkatkan surplus

  1. Jumlah kapasitas
  2. Inventory bisa dikeep besar (dari pesanan banyak pihak)
  3. Jumlah gudang (digabung karena pesanan banyak orang dan lebih murah)
  4. Jumlah transportasi dengan perantara transportasi (ga paham)
  5. Jumlah transportasi dengan gudang perantara -> menggabungkan inbound dan ooutbound transportasi
  6. Jumlah procurement (pemain kecil dikumpulin, beli mesin industrial)
  7. Jumlah informasi
  8. Jumlah piutang –> biaya penagihan lebih rendah
  9. Jumlah hubungan
  10. Biaya rendah, kualitas tinggi

Risiko outsourcing

  1. Prosesnya rusak dan uncontrollable
  2. Menaksir biaya koordinasi
  3. Mengurangi kontak kepada konsumen / supplier (karena dihandle 3rd party)
  4. Hilangnya kemampuan internal dan growth karena diambil 3rd party
  5. Kebocoran informasi dan data sensitif (kayak Huawei dan Lockheed-Martin)

https://edition.cnn.com/2022/09/07/politics/f-35-deliveries-halted/index.html

  1. Kontrak tidak efektif
  2. Kehilangan visibilitas supply chain (jadi kayak blackbox dikasih input langsung keluar jadi)
  3. Dampak reputasi negatif

Selain faktor ekonomi dan risiko, faktor strategis yang harus diperhitungkan ketika membuat keputusan sourcing yaitu: 1) mendukung strategi bisnis; dan 2) tingkat fokus perusahaan.

Total Cost of Ownership

Salah satu kriteria yang secara mendalam akan dibahas adalah konsep Total Cost of Ownership (sering juga disebut Lyfe cycle cost analysis) dalam pemilihan supplier.

Total Cost of Ownership merupakan analisis ekonomi dari sebuah alat atau fasilitas dengan mempertimbangkan semua biaya yang muncul selama umur hidup kepemilikan dari alat tersebut, tidak hanya harga beli tetapi juga biaya pemeliharaan, penggantian, biaya disposal dan lain-lain.

Seleksi supplier – lelang dan negosiasi

Single sourcing atau multiple supplier?

Lelang ada 3 type:

  • English way : tawaran makin tinggi
  • Dutch way : opening udah tinggi
  • Lelang harga kedua : harga tertinggi kedua yang ditawarkan (buat apa ya?)

Tujuan lelang adalah membuat penawar mengungkapkan struktur biaya yang mendasarinya sehingga pembeli dapat memilih pemasok dengan biaya terendah. Mekanisme yang umum digunakan yang mencapai hasil ini adalah lelang harga kedua.

Faktor yang signifikan dan harus diperhitungkan ketika merancang lelang adalah kemungkinan terjadinya kolusi di antara peserta lelang. Lelang harga kedua sangat rentan terhadap kolusi. Jika ada kolusi, semua penawar akan memberikan tawaran dan penawar dengan biaya terendah akan menaikkan tawaran mereka, kontrak akan jatuh ke penawar biaya terendah, tetapi dengan harga tinggi

Negosiasi : gimana caranya biar win-win solution

Berbagi risk and reward dalam supply chain

  1. Buyback
  2. Revenue sharing
  3. Fleksibilitas kuantitas

Berbagi reward bisa jadi insentif biar performance naik, misalnya di lead time jadi lebih bagus, karena efeknya ke customer tapi sumbernya dari supplier

Dampak insentif di outsourcing

Komisi sales lah, kadang naik, tapi itu karena ngejar bonus atau memang demand tinggi?

Merancang portfolio sourcing

Onshoring : kebalikan outshoring, biaya transport bisa lebih murah karena dekat dengan customer. Prinsip just-in-time sangat berlaku this way. JIT = sesuai pesanan, secara quantity dan time. Jadi nggak bawa inventory.

Onshoring diterapkan Airbus di China, jadi mereka melayani pesanan Asia Pacific

Near-Shoring : menyewa third party supplier yang dekat dengan home country.

Sumber-sumber dari onshore yang responsif harus fokus pada produk yang bernilai tinggi dengan volatilitas permintaan yang tinggi dimana harga rendah. Sumber-sumber offshoring seharusnya fokus pada produk-produk bernilai rendah, bervolume tinggi dengan konten (isi) tenaga kerja yang tinggi.

Kategorisasi sederhana dari barang yang dibeli adalah bahan langsung dan tidak langsung. Bahan langsung adalah komponen yang digunakan untuk membuat barang jadi. Bahan tidak langsung adalah barang yang digunakan untuk mendukung operasi perusahaan.

Pertimbangan penentuan keputusan sumber daya

  1. Tim multifungsional
  2. Koordinasi sesuai pada lintas daerah dan unit bisnis
  3. Mengevaluasi TCOwnership
  4. Membangun hubungan jangka panjang dengan key supplier

Week 10 : Sustainability and Information Technology in a Supply Chain

3 pilar : social, ecology, economy

Faktor pendorong sustainability dalam supply chain

  1. Mengurangi risk dan meningkatkan financial performance
  2. Tekanan masyarakat dan regulasi
  3. Menarik pelanggan yang suka sustainability

Dulu dimulai dari Starbucks, program Coffee and Farmer Equality / CAFÉ

Tantangan / Hurdles dalam sustainability

  1. Perusahaan bersaing dengan perusahaan lain yang mau lebih sustainable
  2. Beroperasi dalam satu lingkungan global

Intervensi merupakan bentuk pemaksaan agar perusahaan dan pelaku usaha mematuhi peraturan untuk keberlanjutan yang dikenal dengan istilah mutual coercion.

3 Pilar CSR

Corporate Social Responsibility (CSR) pada rantai pasokan dapat dilihat melalui tiga pilar yaitu lingkungan (environment), sosial (Social), dan pemerintahan (governance).

Governance: bukan pemerintahan negara, tapi cara governing didalam company. Visi,strategi, culture..

Contoh peluang pendorong sustainability

  1. Fasilitas : orang jadi boros pakai air, listrik, tisu, etc.
  2. Inventory : jangan banyak banyak terus nggak kepakai
  3. Transportasi : onshoring dan near shoring bisa membantu mengurangi biaya
  4. Sourcing : program CAFÉ Starbucks contohnya
  5. Informasi
  6. Harga

Peran insentif dan regulasi

Untuk recycle, contohnya, ada 2 faktor:

  1. Insentif untuk recycle
  2. Biaya untuk recycle/remanufacture

Refab : Strategi ini digunakan oleh produsen ban truk, karena daur ulang memungkinkan merek-merek kuat bersaing dengan merek-merek kelas bawah tanpa mengurangi nilai produk baru. Ketika ada dua segmen yang berbeda, daur ulang dapat membantu daripada merugikan keuntungan. Namun, ketika perbedaan antara segmen ini tidak layak, pelanggan cenderung membeli produk daur ulang dengan harga yang lebih rendah sehingga menyebabkan kanibalisasi permintaan untuk produk baru.

Regulasi:

  • Cap and trade salah satunya. Perusahaan pasti mau dapet quota jualan lebih.
  • Harga emisi / pajak karbon, efeknya:
    • Pajak karbon memperbaiki harga emisi, sedangkan sistem cap-and-trade dapat menimbulkan ketidakstabilan harga.
    • Ketidakpastian emisi (belum tentu mengurangi, toh bisa aja berbohong)
    • Ketidakpastian informasi baru (masa iya bisa mengurangi?)
    • Daya saing industri
    • Pengalihan kekayaan ke negara pengekspor energi
    • Netralisasi pendapatan

Peran IT dalam Supply Chain

Bisa lebih terkoordinasi dengan info sharing

Penggunaan sistem teknologi informasi berfungsi untuk menangkap dan menganalisis informasi sehingga berdampak signifikan pada kinerja perusahaan.

Teknologi informasi membantu perusahaan untuk memonitor ketersediaan dan menganalisis informasi untuk mendorong pengambilan keputusan sehingga menjadi kunci keberhasilan rantai pasokan.

Karakteristik informasi biar decision efektif:

  1. Informasi harus akurat
  2. Informasi up to date
  3. Informasi harus tepat
  4. Informasi harus dapat dibagikan -> persamaan persepsi

Informasi buat apa?

  1. Fasilitas, perlu seberapa banyak, habis berapa..
  2. Inventory
  3. Transportasi -> 7-11 Jepang bisa fresh foods karena terkoordinasi
  4. Sourcing
  5. Manajemen harga dan pendapatan

IT Framework pada supply chain

Tiga proses supply chain makro:

  1. Customer Relationship Management, faktor penting:
    • Pemasaran
    • Penjuaulan
    • Manajemen permintaan
    • Service center
  2. Internal Supply Chain Management, processes:
    • Perencanaan strategis
    • Perencanaan permintaan
    • Perencanaan pasokan
    • Fullfilment
    • Field Service
  3. Supplier Relationship Management, proocesses:
    • Kolaborasi desain
    • Sumber (analisis performance dan management kontrak supplier)
    • Negosiasi, diawali Request for Quote / RFQ
    • Purchasing
  4. Transaction Management Foundation (sebagai basis 3 diatas)

IT dalam Supply Chain, di masa depan

Faktor penting:

  1. Pertumbuhan Software as a Service & Cloud tech.
  2. Peningkatan availability real time data
  3. Penngkatan teknologi seluler
  4. Meningkatnya penggunaan media sosial

Risiko teknologi informasi

  1. Pemasangan sistem baru (pasti ada transisi, ini lama lagi sulit lagi)
    1. Caranya transisi pelan pelan
    2. Atau dua live, ntar kalau sudah bisa yang baru yang lama dimatikan
    3. Atau Sistem baru jangan merombak, tapi Cuma buat hal yang sistem lama gabisa
  2. Ketergantungan perusahaan terhadap IT
Pos Lain
Cara Mengakali Accessibility Bank (BCA Mobile/Livin) (No Root)
Cara Mengakali Accessibility Bank (BCA Mobile/Livin) (No Root)
the-hitechpilotNov 22, 2024

Sebenarnya artikel ini bukan mengakali/bypass tapi untuk meng-automate disable accessibility…

Main Game Windows di Android
Main Game Windows di Android
the-hitechpilotJun 22, 2024

Teknologi chipset berkembang secara pesat. Chip Snapdragon terbaru dapat dibilang…

Cara Memasukkan Airway Pada Garmin G1000
Cara Memasukkan Airway Pada Garmin G1000
the-hitechpilotDes 29, 2023

Kadang kurang clear cara memasukkan Airway pada Garmin G1000 Avionics,…

Mengubah Pedal Logitech G29 Menjadi Rudder Pedals
Mengubah Pedal Logitech G29 Menjadi Rudder Pedals
the-hitechpilotDes 29, 2023

Apakah kamu flight simmer dan simracer? Apakah kamu mempertimbangkan untuk…

1 komentar untuk “Rangkuman Lecture Notes Mata Kuliah Global Supply Chain Management”

  1. Pingback: Rangkuman Lecture Notes Retail and Merchandising - HiTechPilot - Indonesia

Tinggalkan Balasan